Belajar geografi untuk kalangan murid-murid Indonesia belum menjadi
favorit, dan saya sebagai guru, terpanggil untuk memberikan keyakinan
bahwa ilmu geografi adalah ilmu yang populer, bahkan ekstrimnya bila
kita menguasai ilmu geografi secara tidak langsung kita menguasai bumi.
Perlu meyakinkan para murid kita untuk belajar lebih banyak ilmu ini,
karena kita hidup di bumi, dan keseharian manusia selalu berinteraksi
dengan bumi. Untuk mendalami sebuah ilmu, pastilah syarat utamanya
banyak membaca. Berikut adalah beberapa pendapat tentang geografi dan
dapat anda baca pada artikel ini.
Geografi juga merupakan nama judul buku bersejarah pada subjek ini, yang terkenal adalah Geographia tulisan Klaudios Ptolemaios (abad kedua).
Geografi lebih dari sekedar kartografi, studi tentang peta.
Geografi tidak hanya menjawab apa dan dimana di atas muka bumi, tapi
juga mengapa di situ dan tidak di tempat lainnya, kadang diartikan
dengan “lokasi pada ruang.” Geografi mempelajari hal ini, baik yang
disebabkan oleh alam atau manusia. Juga mempelajari akibat yang
disebabkan dari perbedaan yang terjadi itu. (Wikipedia)
Uraian atau tulisan tentang bumi yang dimaksud dalam Geografi adalah
setiap gejala yang mempengaruhi kelangsungan mahluk hidup, terutama
manusia. Artinya, manusia hidup sangat dipengaruhi oleh gejala fisis
(alam) dan sosial serta interaksinya. Dengan demikian manusia hidup
selalu berhubungan dengan berbagai gejala, baik gejala fisis maupun
sosial serta interaksi antara manusia dengan alam lingkungannya. Gejala
alam yang disebut gejala fisis meliputi : Air, batuan, tanah dan
atmosfer serta tumbuhan. Gejala fisis berperan sebagai sumberdaya alam
yang digunakan untuk kelangsungan hidup manusia.
Oleh karena gejala fisis ini sangat berpengaruh terhadap kelangsungan
hidup manusia, maka gejala fisis ini pelajari dalam geografi secara
khusus (Geografi fisis). Sedangkan manusia dan interaksinya dipelajari
dalam geografi sosial (Geografi Manusia). Gejala fisis merupakan suatu
sistem akibat gejala fisis tersebut saling berinteraksi, berhubungan dan
interdependensi. Akibat proses gejala ini membentuk suatu sistem
lingkungan (environmental).
Terjadinya saling interaksi, berhubungan dan interdependensi
ditunjang pengaruh atmosfer (hujan, angin, penyinaran, pelapukan, es)
menghasilkan bentuk permukaan bumi, batuan, jenis tanah, air) berbeda,
sehingga tumbuhan, hewan dan manusia diatasnya hidup menyesuaikan diri
dengan lingkungan alam di daerah tersebut. Untuk menggambarkan gejala
fisis dan sosial dengan pendekatan Keruangan, Kewilayahan dan Keruangan
digunakan ilmu bantu yang disebut Geografi Teknik (Kartografi,
Penginderaan Jauh dan SIG).
Manusia dengan berbagai aktifitasnya merupakan gejala kehidupan dalam
memanfaatkan lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pemanfaatan lingkungan alam tersebut mempengaruhi manusia untuk merubah
lingkungan alam. Artinya manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
dipengaruhi oleh faktor :
Atmosfer mempengaruhi aktifitas manusia dalam bidang pertanian,
pelayaran, penerbangan dan aktifitas yang berhubungan dengan atmosfer)
Litosfer mempengaruhi aktifitas manusia dalam bidang pertanian dan
aktifitas lain, jika litosfer dikelola tidak sesuai dengan eksploitasi
sumberdaya tanpa mempertimbangkan lingkungan alam akan mengurangi
potensi alam)
Biosfer ini merupakan faktor yang sangat mempengaruhi bentuk
aktifitas manusia dan biosfer alami sesuai dengan lingkungannya, jika
manusia merubahnya akan berpengaruh terhadap perubahan lingkungan alam.
Manusia, hewan dan tumbuhan dapat hidup karena adanya air, tetapi
jika manusia dalam memanfaatkannya tidak sesuai akan mengurangi potensi
air dalam memenuhi kebutuhannya, seperti pencemaran.
Manusia dalam aktifitasnya selalu berhubungan dengan manusia lain,
sehingga terbentuk pola aktifitas terutama dalam mengelola sumberdaya
alam.
Berdasarkan 5 kajian geografi tersebut membentuk gejala kehidupan
manusia, karena itu telaah pokok geografi akan berkaitan dengan:
Istilah geografi pertama kali dikemukakan oleh Eratosthenes.
Geografi berasal dari bahasa Yunani dari kata geo artinya bumi dan
graphein artinya tulisan /lukisan. Jadi geografi secara harfiah artinya
tulisan tentang bumi. Berdasarkan pemikiran tersebut maka para ahli
geografi sependapat bahwa Eratosthenes dianggap sebagai peletak dasar
pengetahuan geografi.
Pengetahuan geografi menurut para pakar geografi pada seminar dan
Loka karya di Semarang tahun 1988, geografi adalah ilmu yang mempelajari
persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang
kewilayahan atau dalam konteks keruangan.
Adapun fenomena geosfer meliputi lithosfer (lapisan batuan), atmosfer
(lapisan udara), hidrosfer (lapisan air), biosfer (kumpulan makhluk
hidup), dan antroposfer (manusia).
Perkembangan geografi:
Dalam perkembangannya, pandangan geografi dapat dibedakan menjadi 5
bagian, yaitu pandangan gografi klasik, pandangan geografi modern (abad
ke-18), pandangan geografi akhir abad ke-19, pandangan geografi abad
ke-20, dan pandangan geografi mutakhir.
Pandangan Geografi Klasik Pada zaman Yunani kuno
pengetahuan manusia tentang bumi masih sangat dipengaruhi oleh mitologi.
Namun, sejak abad ke-6 SM pengaruh mitologi itu terus berkurang seiring
dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan sehingga pengetahuan
tentang bumi mulai didasarkan atas ilmu alam, ilmu pasti, dan logika.
Salah satu bukti bahwa pengetahuan telah didasarkan pada logika adalah
telah adanya usaha untuk menjelaskan tentang suatu wilayah termasuk
perilaku penduduknya. Orang yang pertama kali menguraikan seluk-beluk
keadaan suatu tempat, yang kemudian dinamakan topografi adalah Herodutus
(485-428 SM).
Claudius Ptolomeus dalam bukunya yang berjudul
Geographike Unphegesis (pertengahan
abad ke-2) menjelaskan bahwa geografi adalah suatu bentuk penyajian
dengan peta terhadap sebagian permukaan bumi yang menunjukkan kenampakan
umum. Menurut Ptolomeus geografi lebih mengutamakan hal-hal atau
fenomena yang bersifat kuantitatif. Pandangan dan pendapat Ptolomeus ini
merupakan sumber bagi definisi geografi zaman modern.
Seorang ahli filsafat dari Arab Ibnu Khaldun (1332-1406), menulis
buku kesejarahan yang dapat dikatakan sebagai embrio ilmu
kemasyarakatan. Ibnu Khaldun memperhatikan permasalahan irigasi,
kehidupan bangsa nomad, dan aktivitas perdagangan di daerah gurun. Ibnu
Khaldun juga menguraikan penyebab munculnya kerajaan-kerajaan Islam dan
meramalkan ambruknya kerajaan-kerajaan tersebut. Ibnu Khaldun termasuk
ahli geografi yang telah menunjukkan contoh cara menguraikan pengaruh
lingkungan alam terhadap masyarakat dalam suatu wilayah.
Pandangan Geografi Modern (abad ke-18) Pandangan geografi
modern pada awalnya dikemukakan oleh Immanuel Kant (1724-1804). Menurut
Kant, geografi merupakan disiplin ilmiah yang objek studinya adalah
benda-benda atau gejala-gejala yang keberadaannya tersebar dan
berasosiasi dalam ruang (space).
Alexander von Humboldt (1769-1859) lebih berminat pada kajian fisik
dan biologi. Humboldt adalah seorang ahli geografi asal Jerman yang
melakukan perjalanan ke Benua Amerika. Hasil dari perjalanannya itu
adalah sebuah deskripsi tentang hubungan antara ketinggian tempat dan
vegetasi yang mendiaminya. Namun demikian, Humboldt juga tetap
memperhatikan keberadaan manusia, antara lain perhatiannya tentang
kebudayaan penduduk Asia dan kebudayaan penduduk Amerika.
Karl Ritter (1779-1859) membuat uraian yang sejalan dengan pemikiran
Humboldt, yaitu menjelaskan kegiatan manusia dalam suatu wilayah.
Ritter menganggap permukaan bumi sebagai tempat tinggal manusia dan
menggolongkannya menjadi wilayah alamiah, terutama berdasarkan bentang
alamnya, serta mempelajari unit wilayah tersebut bagi masyarakat yang
akan menempati atau pernah menempati.
Pandangan Geografi Akhir Abad ke-19 Pada akhir
abad ke-19 pandangan geografi dipusatkan terhadap iklim, tumbuhan, dan
hewan (biogeografi) terutama pada bentang alamnya. Perhatian utama
geografi pada masa ini adalah gejala-gejala fisik sehingga gejala-gejala
sosial (manusia) tidak mengalami kemajuan. Perhatian geografi terhadap
manusia pada akhir abad ke-19 tetap becorak pada pandangan Ritter, yaitu
mengkaji hubungan manusia dengan lingkungannya.
Friedrich Ratzel (1844-1904) mempelajari pengaruh lingkungan fisik
terhadap kehidupan manusia. Menurut Ratzel aktivitas manusia merupakan
faktor penting bagi kehidupan dalam suatu lingkungan. Ratzel juga
beranggapan bahwa faktor manusia dan faktor lingkungan memiliki
kedudukan dan pengaruh yang sama dalam membentuk lingkungan hidup.
Pandangan Geografi Abad ke-20 Salah satu ciri
pandangan geografi pada abad ke-20 adalah kajiannya yang bercorak sosial
budaya. Pandangan yang bercorak sosial budaya itu merupakan reaksi atas
dominasi geografi alam hingga akhir abad ke-19.
Vidal de la Blache (1854-1918) mengemukakan pendapatnya bahwa dalam
kajian geografi harus menyatukan faktor manusia dan faktor fisik karena
tujuan geografi adalah untuk mengetahui adanya interaksi antara manusia
dan lingkungan fisiknya. Oleh karena itu, konsep geografi yang
dikemukakan Vidal de la Blache adalah kewilayahan.
Pandangan Geografi Mutakhir E. A. Wrigley
(1965) mengemukakan pendapatnya bahwa semua metode analisa dapat
digunakan dalam kajian geografi selama analisa tersebut mampu
menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Wrigley juga berpendapat bahwa
geografi adalah disiplin ilmiah yang berorientasi pada masalah (problem
oriented) dalam mengkaji interaksi antara manusia dan lingkungannya.
Pandangan geografi mutakhir juga ditandai oleh adanya kajian-kajian
geografi yang bersifat tematik dalam suatu wilayah, terutama interaksi
antara manusia dan lingkungannya. Di dalam kajian tersebut telah
menggunakan metode statistik dan pemanfaatan komputer untuk menganalisa
dan menyimpan data.
Geografi Ortodoks dan Geografi Terintegrasi
Perbedaan pandangan terhadap geografi menghasilkan definisi yang
berbeda-beda sehingga tidak dapat diterima oleh setiap orang. Akan
tetapi, meskipun pandangan para ahli berbeda-beda terhadap geografi,
mereka mengakui adanya elemen-elemen yang sama dalam geografi, yaitu
sebagai berikut.
Para ahli geografi mengakui adanya persamaan dengan ahli ilmu
pengetahuan bumi (earth science) yang lain karena wilayah kajiannya
sama, yaitu permukaan bumi dan bukan ruang yang bersifat abstrak.
Menurut para ahli geografi permukaan bumi merupakan lingkungan hidup
bagi manusia yang dapat mempengaruhi kehidupannya dengan mengubah dan
membangunnya.
Para ahli geografi memiliki perhatian sama, yaitu persebaran manusia
dalam ruang dan hubungan manusia dengan lingkungannya. Para ahli
geografi mengkaji cara tentang pengelolaan wilayah yang tepat untuk
dapat memanfaatkan ruang dan sumber daya. Para ahli geografi mengakui
adanya unsur-unsur yang sama dalam geografi, antara lain jarak,
interaksi, gerakan (mobilitas), dan persebaran.
Adanya persamaan-persamaan dalam kajian geografi berpengaruh
terhadap perkembangan berbagai topik yang berhubungan dengan geografi.
Oleh karena itu, pada saat ini kajian geografi dikelompokkan menjadi dua
bagian, yaitu geografi ortodoks dan geografi terintegrasi.
Geografi ortodoks adalah geografi yang melakukan kajian terhadap
suatu wilayah (geografi regional) dan analisis terhadap sifat-sifat
sistematiknya (geografi sistematik). Geografi ortodoks dibagi lagi
menjadi 5 bagian sesuai dengan topik-topiknya, yaitu berikut ini.
Geografi fisik, yaitu geografi yang melakukan kajian terhadap
fenomena-fenomena fisik geosfer dan lingkungannya. Geografi fisik antara
lain meliputi geomorfologi, hidrologi, klimatologi, dan pedologi.
Geografi manusia, yaitu geografi yang melakukan kajian terhadap
aktivitas manusia, antara lain meliputi geografi penduduk, geografi
ekonomi, geografi perdesaan, dan geografi perkotaan.
Geografi
regional, yaitu geografi yang melakukan kajian terhadap perwilayahan dan
kultural. Geografi perwilayahan antara lain terdiri dari geografi
daerah tropika, geografi daerah arid, dan geografi daerah kutub.
Geografi kultural antara lain terdiri dari geografi Asia Tenggara,
Geografi Amerika Latin, dan geografi Eropa Barat.
Geografi teknik, yaitu geografi yang melakukan kajian terhadap
bidang teknik dalam geografi, anatara lain terdiri atas kartografi dan
pengindraan jauh.
Geografi filsafat, yaitu geografi yang melakukan kajian terhadap
hakikat, sebab, asal, dan hukum yang berkenaan dengan bidang geografi,
antara lain metodologi geografi dan geografi sejarah.
Geografi terintegrasi adalah kajian geografi dengan jalan memadukan
antara elemen-elemen geografi sistematik dan geografi regional sehingga
disebut juga geografi terpadu. Oleh karena itu, di dalam kajiannya
geografi terintegrasi menggunakan tiga analisis, yaitu analisis
keruangan, ekologi, dan wilayah.
Pengertian geografi memunculkan penafsiran yang berbeda-beda sehingga
menimbulkan kesan yang berbeda-beda pula. Menurut Karl Ritter, geografi
mempelajari bumi sebagai tempat tinggal manusia.
Sebagai tempat tinggal
manusia, bumi memiliki struktur dan pola yang terbentuk karena pengaruh
aktivitas manusia.Agar pengertian geografi tidak terlalu meluas, adanya
hakikat geografi dapat dijadikan sebagai batasan.
Terdapat 6 hakikat dari geografi, yaitu sebagai berikut:
Geografi
sebagai ilmu pengetahuan bio-fisik. Hakikat ini berlaku apabila yang
dipelajari atau dibahas adalah geografi fisik dan geografi biotik yang
menjadi dasar telaah atas seluk beluk tanah.
Geografi sebagai relasi
timbal balik antara manusia dan alam. Hakikat ini berlaku apabila yang
dikaji adalah topik-topik sosial, contohnya pengangguran, migrasi, dan
kelaparan.
Geografi sebagai ekologi manusia. Di dalam hakikat ini
yang dipelajari atau dibahas (ditelaah) adalah adaptasi manusia terhadap
lingkungan hidupnya. Manusia tidak hanya dianggap dan diakui sebagai
makhluk dari dunia fisik-biotik, tetapi juga sebagai suatu kekuatan.
Setiap masyarakat memiliki kemampuan dan cara-cara adaptasi yang
diwariskan secara turun-temurun dan selalu dikembangkan. Akan tetapi,
ekologi manusia lebih mengutamakan relasi manusia dengan lingkungannya
dan kurang memperhatikan adanya hubungan antarwilayah.
Geografi
sebagai telaah bentang alam. Di dalam hakikat ini geografi menelaah
tentang geomorfologi permukaan bumi sehingga dapat diketahui adanya
persamaan dan perbedaan bentuk-bentuknya.
Geografi sebagai telaah
tentang sebaran gejala alam dan sosial. Di dalam hakikat ini geografi
menelaah gejala dan fenomena yang terjadi di mana-mana. Oleh karena
gejala dan fenomena tersebut terjadi di mana-mana dan berbeda-beda, maka
teknik penelaahan yang dilakukan pun berbeda-beda pula.
Geografi
sebagai teori tentang ruang bumi. Di dalam hakikat ini yang dibahas
adalah kemampuan adaptasi manusia di dalam berperilaku sesuai dengan
ruang keberadaannya.
Aspek-Aspek Geografi dan Manfaatnya
Willian Kirk menyusun struktur lingkungan geografi menjadi 2, yaitu :
Komponen lingkungan geografi terdiri atas lingkungan fisikal dan nonfisik (sosial).
1. Aspek Fisikal
Aspek fisikal geografi meliputi :
a. Aspek Topologi
Membahas hal-hal yang berkenaan dengan letak atau lokasi suatu
wilayah, bentuk muka buminya, luas area dan batas-batas wilayah yang
mempunyai ciri-ciri khas tertentu.
b. Aspek Biotik
Membahas karakter fisik dari manusia, hewan dan tumbuhan
c. Aspek Non Biotik
Membahas tentang tanah, air dan atmosfer (termasuk iklim dan cuaca)
2. Aspek non fisik (sosial)
a.
Aspek Ekonomi, meliputi unsur pertanian, perkebunan, pertambangan, perikanan, industri, perdagangan, transportasi, dan pasar.
b.
Aspek Topologi, meliputi unsur letak, batas, luas, dan bentuk (morfologi) wilayah.
c.
Aspek Nonbiotik, meliputi unsur kondisi tanah, hidrologi (tata air), dan kondisi iklim.
d.
Aspek Biotik, meliputi unsur vegetasi (tetumbuhan), hewan, dan penduduk.
e.
Aspek Sosial, meliputi unsur tradisi, adat-istiadat, komunitas, kelompok masyarakat, dan lembaga-lembaga sosial
f.
Aspek Budaya, meliputi unsur pendidikan, agama, bahasa, dan kesenian.
g.
Aspek Politik, meliputi unsur pemerintahan dan kepartaian.
Komponen lingkungan geografi baik yang termasuk ke dalam lingkungan
fisikal maupun nonfisik mempengaruhi kehidupan manusia di permukaan
Bumi. Bumi memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan secara optimal bagi
kesejahteraan hidup manusia. Namun, diperlukan langkah yang bijaksana
dalam mengolah alam sesuai dengan pendekatan dan konsep dalam kajian
disiplin ilmu geografi dalam konteks keruangan, kelingkungan, dan
kewilayahan.
Manfaat ilmu geografi
Pemanfaatan ilmu geografi yang berkaitan dengan bidang litosfer:
- Pemanfaatan tata guna lahan untuk kegiatan pertanian.
- Pengidentifikasian atau pengenalan daerah-daerah pusat gempa sehingga dapat
mengantisipasi kemungkinan yang terjadi.
- Pemanfaatan sumber daya tambang yang dihasilkan dari suatu daerah.
- Pemanfaatan energi geotermal, yaitu panas bumi melalui peledakan rongga-rongga besar
di dalam kerak bumi.
Pemanfaatan ilmu geografi yang berkaitan dengan bidang atmosfer:
- Adanya prakiraan cuaca yang membantu dalam kegiatan perhubungan dan pertanian.
- Pemanfaatan kilatan petir untuk menambah sumber daya energi listrik.
- Pemanfaatan angin untuk membantu kegiatan pelayaran.
- Pemanfaatan lapisan udara untuk frekuensi gelombang radio.
- Penggunaan angin sebagai sumber energi melalui kincir angin ataupun alat aerodinamika.
- Melalui pembelajaran konsep iklim, dapat diciptakan suatu iklim buatan dengan rumah kaca untuk tanaman.
Pemanfaatan ilmu geografi yang berkaitan dengan bidang hidrosfer:
a. Pemanfaatan sungai, danau, dan laut untuk kegiatan transportasi dan sumber energi.
- Pemanfaatan sungai untuk pembangkit tenaga listrik.
- Pemanfaatan gelombang atau ombak untuk olahraga selancar
- Pemanfaatan air tanah untuk industri air mineral.
- Pemanfaatan tenaga pasang surut untuk sumber energi sehingga dapat menyalurkan air
melalui turbin-turbin.
- Pemanfaatan geyser yang terjadi secara alamiah sebagai sumber tenaga di beberapa negara.
Pemanfaatan ilmu geografi yang berkaitan dengan bidang biosfer:
a. Di daerah padang rumput dimanfaatkan untuk kegiatan peternakan.
b. Pemanfaatan keindahan pantai untuk membuka daerah tujuan wisata.
c. Pemanfaatan pegunungan salju untuk kegiatan olahraga ski.
Pemanfaatan ilmu geografi yang berkaitan dengan bidang antroposfer:
a. Pemanfaatan data sensus penduduk untuk perencanaan pembangunan.
b. Pemanfaatan sungai, danau, dan rawa untuk sumber mata pencaharian.
c. Membantu manusia menentukan lokasi pendirian industri.
Berikut ini beberapa contoh uraian manfaat geografi dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
Bidang Transportasi
Dengan berkembangnya pengetahuan geografi, maka akan mengembangkan
kemampuan manusia untuk menemukan dan membangun akses yang dapat
menjangkau daerah terpencil, sehingga daerah tersebut semakin dapat
mengembangkan potensinya lewat jalur perdagangan, dan yang lebih
berdampak positif adalah dengan terbukanya daerah tersebut secara tidak
langsung akan dapat meningkatkan kesejahteraan manusia di wilayah
tersebut. Tidak hanya itu saja, pengembangan akses di bidang
transportasi akan mendekatkan jarak suatu wilayah dengan wilayah
lainnya, sehingga hubungan antar daerah akan semakin akrab.
Bidang Pertanian
Pertanian merupakan sistem keruangan yang terdiri dari aspek fisik
dan manusia. Aspek fisik antara lain : lahan, iklim, air dan udara.
Aspek manusia meliputi tenaga kerja, tradisi, teknologi dan ekonomi
masyarakat. Analisis hubungan antara aspek fisik dengan manusia pada
bidang pertanian bermanfaat untuk menyusun sistem
diversifikasi tanaman pada lahan pertanian, yang penting untuk menjaga keseimbangan lingkungan lahan agar produktivitas tetap tinggi.
Pada praktiknya, kebiasaan petani dalam memulai bercocok tanam,
meskipun secara tradisional, sebenarnya sudah menunjukkan bahwa petani
tersebut menggunakan ilmu geografi. Perhitungan terhadap musim, jenis
tanah, dan sistem pengairan merupakan contoh bahwa geografi memiliki
peran yang sangat penting dalam bidang pertanian.
Bidang Industri
Merupakan tinjauan terhadap aspek industri pada hubungan antara aspek
fisik dan manusia. Aspek fisik yang bepengaruh terhadap kegiatan
industri misalnya lahan, bahan baku dan sumber daya energi. Sedangkan
aspek manusia yang penting untuk kegiatan industri adalah tenaga kerja,
tradisi, teknologi, konsumen dan pasar. Hasil analisis hubungan
digunakan untuk menyusun rencana pembangunan dan pengembangan industri.
Sebagai contoh untuk memeratakan persebaran penduduk maka sebaiknya
pemerintah pengarahkan penempatan lokasi industri di daerah yang masih
jarang penduduknya.
Pemilihan lokasi industri umumnya mempertimbangkan faktor biaya, baik
biaya untuk bahan baku, proses produksi, maupun distribusi. Di dalam
pemilihan lokasi industri tersebut faktor jarak menjadi pertimbangan
yang sangat penting, baik jarak untuk memperoleh bahan baku maupun untuk
pemasarannya.
Saat ini lokasi industri telah dikelola sedemikian rupa sehingga
berdiri pemusatan lokasi perindustrian berupa kawasan-kawasan industri.
Faktor jarak merupakan contoh bahwa geografi sangat penting dalam bidang
industri.
OBJEK DAN RUANG LINGKUP GEOGRAFI
1. Objek geografi
Geografi merupakan ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia dan
lingkungannya, sehingga geografi memiliki objek dan ruang lingkup
kajian yang jelas.
Objek kajian geografi pada dasarnya terbagi dua, yaitu:
Objek material berupa fenomena geosfer yang terdiri dari beberapa
lapisan, yaitu litosfer, atmosfer, hidrosfer, biosfer dan antroposfer.
Objek formal adalah berkaitan dengan cara pandang terhadap suatu gejala keruangan di muka bumi.
Objek formal ilmu geografi merupakan indikator dan daya pembeda
dengan ilmu-ilmul lain, sedangkan ruang lingkup kajian geografi
memungkinkan manusia memperoleh jawaban atas pertanyaan dunia
sekelilingnya yang menekankan pada aspek spesial, dan ekologis.
Bidang kajian geografi meliputi bumi, aspek dan proses yang
membentuknya, hubungan kausal dan spasial manusia dengan lingkungannya,
serta interaksi manusia dengan lingkungan sekitarnya.
2. Ruang lingkup geografi
Rhoad Murphey, dalam bukunya “The Scope of Geography”, mengemukakan 3
(tiga) pokok ruang lingkup study geografi, yaitu sebagai berikut :
1) Geografi mempelajari persebaran dan relasi umat manusia di
permukaan bumi. Selain itu, juga mengkaji aspek keruangan tempat hidup
manusia serta bagaimana manusia memanfaatkannya.
2) Geografi mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan
lingkungan fisik (alam) sebagai bagian studi keanekaragaman wilayah.
3) Geografi mempelajari kerangka regional dan analisis dari region yang mempunyai ciri khusus.
Dari uraian tersebut diatas, jelaslah bahwa ruang lingkup geografi
tidak terlepas dari aspek alamiah dan aspek manusia (manusiawi)
Pengertian lingkungan pada geografi tidak hanya terbatas pada
pengertian lingkungan alam, tetapi juga pada lingkungan yang dihasilkan
manusia.
Jika Bumi dilihat dari teori lingkungan hidup, maka permukaan bumi dapat dikelompokan menjadi 3 lingkungan yaitu:
Phisical Environment, yaitu segala sesuatu yang ada dalam
ruang yang berupa benda atau materi yang tidak hidup. Misalnya tanah,
udara, air, bulan dll
Biological Environment, yaitu segala sesuatu yang ada dalam ruang berupa mahluk hidup yang di dalamnya terdiri dari flora, fauna, manusia
Social Environment, yaitu segala aktivitas manusia atau
tindakan manusia yang terbentuk karena adanya interaksi antar manusia,
interaksi dengan flora fauna, dan interaksi dengan lingkungan fisik.
Jika dilihat dari ruang lingkup di atas jelaslah bahwa geografi
merupakan ilmu yang sangat komplek yang harus didukung berbagai displin
ilmu. Secara umum geografi dapat dikelompokkan dalam 2 bagian yaitu:
geografi fisik dan geografi manusia (sosial).
Lihat bagan berikut:
Geografi termasuk ilmu tua yang sudah berkembang dari jaman sebelum
masehi. Sehingga dalam perkembangaanya mengalami spesifikasi yang
melahirkan cabang-cabang ilmu lain. Oleh karena itu mempelajari geografi
berarti harus memahami ilmu-ilmu lain sebagai penunjangnya. Ilmu-ilmu
tersebut antara lain adalah:
Geografi fisik:
- Geografi matematik, yaitu astronomi (ilmu falak), ilmu yang
objeknya mempelajari benda-benda langit, bumi sebagai satelit, matahari
sebagai bintang-bintang di langit.
- Geologi yaitu ilmu yang memepelajari sejarah, komposisi, struktur bumi dan perkembangannya secara keseluruhan
- Vulkanologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kegunungapian dan
merupakan mata rantai yang tak terpisahkan dengan ilmu geologi.
- Geofisika yaitu ilmu yang mempelajari sifat-sifat bumi dengan metode
teknik fisika, seperti rambatan getaran gempa, gravitasi, medan magnet
- Seismologi merupakan salah satu cabang ilmu dari geofisika yang
mempelajari fenomena getaran yang terjadi pada bumi yang dilakukan dari
permukaan bumi.
- Meteorologi yaitu ilmu yang mempelajari keadaan atau kondisi
atmosfer, misalnya perubahan unsur-unsur cuaca (angin, kelembaban udara,
awan, hujan dll)
- Astronomi yaitu ilmu yang mempelajari benda-benda yang ada di dalam jagat raya, seperti matahari, planet, bintang dll
- Biogeografi yaitu mempelajari tentang mahluk hidup (flora dan fauna)
dengan sudut pandang keruangannya yaitu sebaran kaitannya dengan iklim
dan cuaca yang mendukung.
- Geomorfologi mempelajari sejarah perkembangan bentuk permukaan bumi dan segala proses yang menghasilkan bentuk-bentuk tersebut.
- Hidrologi mempelajari tentang air (sebarannya: danau, tanah, udara, laut, sungai, rawa dll) dan siklusnya
- Oseanografi mempelajari kelautan berkiatan dengan kadar garam, pergerakan arus, morfologi, biota, pasangsurut dan lain-lain
- Pedologi: ilmu yang mempelajari tentang tanah, meliputi proses pembentukan jenis-jenis dan persebarannya
- Penginderaan jauh : ilmu yang mempelajari gejala atau fenomena
geografi pada suatu tempat dengan menggunakan suatu alat dengan
menggunakan bantuan media penginderaan jauh tanpa melakukan kontak
secara langsung terhadap lokasi yang diamati.
- SIG (system informasi geografi): ilmu yang mempelajari tentang tata
cara membuat peta secara komputasi dengan tahap-tahap input data, proses
dan manajemen data, dan output data
- Kartografi : ilmu yang mempelejari tentang peta meliputi tentang pembuatan jenis dan pemanfaatannya,
-
- Geografi sejarah mempelajari
bagaimana budaya dari berbagai tempat di bumi berkembang dan menjadi
seperti sekarang. Studi tentang muka bumi merupakan satu dari banyak
kunci atas bidang ini – banyak disimpulkan tentang pengaruh masyarakat
dahulu pada lingkungan dan sekitarnya.
Geografi Sosial:
- Antropogeografi mempelajari tentang sebaran, suku, ras dilihat dari kontek geografinya
- Geografi Regional mempelajari sutau wilayah atau kawasan tertentu
dipermukaan bumi misalnya Geografi Asia Tenggara, Geografi Timur Tengah
dll
- Geografi politik yaitu mempelajari politik dari sudut pandang
geografinya, seperti bentuk daratan, posisi, luas, lokasi dibandingkan
dengan negara-negara lain
- Geografi Sosial yaitu mempelajari manusia dalam kontek interaksinya dengan yang lain
- Geografi Ekonomi yaitu mempelajari sebaran sumber daya alam yang memiliki nilai ekonomi untuk menunjang kehidupan manusia
- Demografi : ilmu yang mempelajari tentang kependudukan meliputi jumlah pertumbuhan, komposisi dan migrasi penduduk.
Pemahaman tentang bumi dimiliki manusia sejak ada di muka bumi ini.
Sejak lahir manusia memerlukan berbagai unsur yang ada di bumi. Unsur
tersebut seperti udara yang bersih, makanan, pakaian, dan permukiman.
Timbulnya tuntutan pemenuhan berbagai kebutuhan hidup yang tidak
diperoleh dari lingkungan tempat tinggalnya dan adanya hasrat
keingintahuan tentang benda serta gejala yang ada di permukaan bumi.
Mendorong setiap manusia untuk mengadakan perjalanan ke daerah di luar
tempat tinggalnya. Berkembangnya sistem pengetahuan turut mendorong
manusia untuk mengenal alam dan lingkungannya lebih jauh. Misalnya,
perdagangan antar daerah telah mendorong manusia untuk mengenal daerah
di luar wilayahnya. Dari hasil kunjungan tersebut, mereka dapat mengenal
kondisi alam, penduduk, dan kondisi lainnya. Berbagai hasil
perjalanannya tersebut kemudian disampaikan kepada orang lain sehingga
orang lain tertarik untuk mengunjunginya. Berawal dari perjalanan inilah
munculnya ilmu geografi. Orang yang kali pertama menggali pengertian
tentang geografi berkebangsaan Yunani.
Perkembangannya diawali upaya melepaskan diri dari alam pikiran dan
kepercayaan. Kemudian dipengaruhi kepercayaan bahwa dewa-dewa turut
campur dalam segala bentuk kejadian di bumi. Dalam masa perkembangan
kajian geografi terjadilah Abad kegelapan (The Dark Ages). Sebagai awal
tenggelamnya kebudayaan dan pengetahuan yang dimiliki bangsa Yunani dan
Romawi. Sejalan dengan Abad Kegelapan di Eropa, muncullah kebudayaan
Islam sehingga geografi mendapatkan perhatian penting.
Geografi banyak
digunakan bagi kepentingan perdagangan dan penyebaran agama Islam. Ilmu
pengetahuan di Eropa sempat tidak berkembang pada abad kegelapan.
Akhirnya berkembang kembali setelah berakhirnya Perang Salib dan
kemunculan zaman Renaissance di Eropa. Pada abad XV sampai sekarang,
geografi banyak mengemukakan tentang kajian alam dan berbagai aspek
kehidupan di permukaan bumi.
Sejak kelahirannya sebagai suatu disiplin ilmu, banyak tokoh yang
memberikan batasan mengenai kajian geografi. Para tokoh tersebut di
antaranya sebagai berikut:
1. Erathosthenes
Erathosthenes ialah orang pertama yang paling berjasa
memperkenalkan istilah geografi. Berasal dari kata Geographika artinya
Writing about Earth or Description of The Earth. Erathosthenes
membuktikan bahwa bumi itu berbentuk bola. Hal ini dibuktikan melalui
pengukuran pada saat matahari berada di Belahan Bumi Utara tepatnya di
Kota Aswan (Seyne) dengan membuat sumur sehingga sinar matahari tepat
tegak lurus di atas sumur tersebut. Pembuktian ini dilanjutkan dengan
membandingkan sudut datang sinar
matahari di Kota Iskandariah
sehingga diperoleh hasil bahwa keliling bumi berjarak 252.000 stadia (1
stadia = 157 meter). Hasil dari pengukuran tersebut sama dengan keliling
bumi yang sebenarnya.
2. Crates
Crates adalah orang yang mengembangkan hasil pengukuran Erathosthenes
menjadi sebuah globe pertama dalam bentuk yang se derhana. Crates
membuat tiga benua tambahan sebagai penyeimbang globe yang dibuatnya.
Pandangan Crates melahirkan konsep Antipoda atau benua selatan yang
besar dan dikenal dengan nama Terra Australis.
3. Claudius Ptoleumaeus
Claudius Ptoleumaeus dianggap sebagai peletak dasar geografi
yang pertama. Dalam bukunya yang berjudul Geographike Unphegesis,
Ptolemaeus memberikan batasan geografi. Geografi adalah suatu penyajian
dengan menggunakan peta yang menunjukkan kenampakan umum di muka bumi.
4. Bernhardus Varenius
Bernhardus Varenius mengemukakan pendapat bahwa dalam
geografi terdapat dualisme. Pada satu pihak geografi mempelajari proses
dan fenomena yang bersifat alamiah. Selain itu di lain pihak kajian dari
disiplin ilmu geografi mempelajari fenomena sosial dan budaya yang
terjadi dan berkembang dalam masyarakat. Atas dasar inilah Varenius
membagi geografi menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut :
a. Geografi Generalis, yang mencakup tiga bagian sebagai berikut :
1) Teresterial, yaitu pengetahuan bumi sebagai keseluruhan bentuk dan ukurannya.
2) Falakiah, yaitu membicarakan relasi bumi dengan planet dan bintang-bintang di jagat raya.
3) Komparatif, yaitu menyajikan deskripsi mengenai bumi secara keseluruhan.
b. Geografi Sosialis, dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut
:
1) Aspek langit, yaitu secara khusus membicarakan keadaan iklim.
2) Aspek permukaan bumi, yaitu menyajikan relief, flora dan fauna di berbagai negara.
3) Aspek manusia, yaitu membicarakan berbagai penduduk, perdagangan, dan pemerintahan di berbagai negara.
5. Immanuel Kant
Immanuel Kant dianggap sebagai peletak dasar geografi modern
dan pengembang paham fisis determinis. Beliau menganggap geografi
sebagai suatu disiplin ilmiah. Menurut Kant, ilmu pengetahuan dapat
dipandang dari tiga sudut yang berbeda, yaitu sebagai berikut :
- Ilmu pengetahuan yang menggolong-golongkan fakta berdasarkan
jenis objek yang mempelajarinya disebut ilmu pengetahuan sistematik.
Misalnya, Botani, Geologi, dan Sosiologi.
- Ilmu pengetahuan yang memandang gabungan antarfakta sepanjang
masa. Ilmu pengetahuan yang mempelajarinya adalah Sejarah.
- Ilmu pengetahuan yang memandang fakta-fakta yang berkenaan dengan ruang. Ilmu pengetahuan yang mempelajarinya adalah Geografi.
6. Alexander von Humbolt
Alexander von Humbolt memberikan batas-batas di antara ilmu pengetahuan
dan membaginya ke dalam tiga golongan, yaitu sebagai berikut :
a. Physiography, ilmu yang sistematik.
b. Naturchicte, penekanannya terhadap semua hal yang berhubungan dengan waktu.
c. Geognesie oder weltbeschreibung, uraian tentang bumi atau dunia yang
membahas mengenai persebaran pola keruangan. Berdasarkan tulisannya
mengenai kajian geografi, Humbolt dikenal sebagai peletak dasar
geografi fisika modern.
7. Karl Ritter
Karl Ritter berpendapat bahwa alam menjadi faktor utama. Faktor alam
menentukan gejala kemanusiaan (fisis determinis). Ritter dikenal sebagai
peletak dasar geografi sosial. Pada awalnya banyak ahli geografi yang
menganut paham fisis determinis. Semenjak abad XIX banyak ahli geografi
yang berupaya meninggalkan faham fisis determinis. Terutama paham yang
dikembangkan Paul Vidal de la Blace yang dikenal pelopor aliran Prancis,
yaitu possibilisme. Menurut aliran possibilisme alam hanya menawarkan
beberapa kemungkinan terhadap manusia dan manusia sendiri yang memilih
kemungkinan-kemungkinan tersebut. Manusia memiliki akal dan pikiran
untuk memperbaiki kehidupannya melalui kemungkinan yang ditawarkan alam.