بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Sebelum di jelaskan lebih luas tentang planet-planet di tata surya ini,
untuk sedikit menambah wawasan kita, kita lihat dulu klasifikasi
planet-planet tersebut berdasarkan beberapa kriterianya.
Nah inilah klasifikasinya
Planet-planet yang ada di tata surya dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria, antara lain sebagai berikut:
A. Berdasarkan Massanya, planet dapat dikelompokan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut:
1. Planet Bermassa Besar (Superior Planet), terdiri dari: Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
2. Planet Bermassa Kecil (Inferior Planet), terdiri dari: Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.
B. Berdasarkan Jaraknya ke Matahari, planet dapat dibedakan atas dua macam planet, yaitu sebagai berikut:
1. Planet Dalam (Interior Planet)
Planet Dalam yaitu Planet-Planet yang jarak rata-ratanya ke Matahari
lebih pendek daripada jarak rata-rata Planet Bumi ke Matahari.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka yang termasuk Planet Dalam adalah
Planet Merkurius dan Venus. Planet Merkurius dan Venus mempunyai
kecepatan beredar mengelilingi Matahari berbeda-beda, sehingga letak
atau kedudukan planet tersebut bila dilihat dari Bumi akan berubah-ubah
pula.
Sudut yang dibentuk oleh garis yang menghubungkan Bumi-Matahari dengan
suatu Planet disebut Elongasi. Besarnya sudut Elongasi yang dibentuk
oleh garis yang menghubungkan Bumi-Matahari-Merkurius yaitu antara 0 -28
derajat, sedangkan sudut Elongasi Bumi-matahari-Venus adalah 0 - 50
derajat.
2. Planet Luar (Eksterior Planet)
Planet Luar yaitu Planet-Planet yang jarak rata-ratanya ke Matahari
lebih panjang daripada jarak rata-rata Planet Bumi ke Matahari. Termasuk
ke dalam kelompok Planet Luar adalah Planet Mars, Jupiter, Saturnus,
Uranus, dan Neptunus.
Dilihat dari Bumi, sudut Elongasi kelompok Planet Luar berkisar antara 0
-180 derajat. Bila Elongasi salah satu Planet mencapai 180 derajat hal
ini berarti Planet tersebut sedang berada dalam kedudukan oposisi, yaitu
kedudukan suatu Planet berlawanan arah dengan posisi Matahari dilihat
dari Bumi. Pada saat oposisi, berarti Planet tersebut berada pada jarak
paling dekat dengan Bumi.
Bila Elongasi salah satu Planet mencapai 00 berarti Planet tersebut
mencapai kedudukan konjungsi, yaitu suatu kedudukan Planet yang berada
dalam posisi searah dengan Matahari dilihat dari Bumi. Pada saat
konjungsi, berarti Planet tersebut berada pada jarak paling jauh dengan
Bumi.
Sekian penjeasan singkat tentang klasifikasi planet-planet
berdasarkan kriterianya, sekarang di lanjutkan dengan penjelasan tentang
planet-planet di tata surya.
Berikut ini dijelaskan satu persatu mengenai planet-planet sebagai anggota tata surya.
A. Planet Merkurius

Merkurius merupakan Planet paling dekat dengan Matahari, jarak
rata-ratanya hanya sekitar 57,8 juta km. Akibatnya, suhu udara pada
siang hari sangat panas (mencapai 4000C), sedangkan malam hari sangat
dingin (mencapai -2000 C). Perbedaan suhu harian yang sangat besar
disebabkan Planet ini tidak mempunyai atmosfer. Merkurius berukuran
paling kecil, garis tengahnya hanya 4.850 km hampir sama dengan ukuran
bulan (diameter 3.476 km). Planet ini beredar mengelilingi matahari
dalam suatu orbit eliptis (lonjong) dengan periode revolusinya sekitar
88 hari, sedangkan periode rotasinya sekitar 59 hari.
Mirip dengan Bulan, Merkurius mempunyai banyak kawah dan juga tidak
mempunyai satelit alami serta atmosfir. Merkurius mempunyai inti besi
yang menciptakan sebuah medan magnet dengan kekuatan 0.1% dari kekuatan
medan magnet bumi. Suhu permukaan dari Merkurius berkisar antara 90
sampai 700 Kelvin (-180 sampai 430 derajat Celcius).
Pengamatan tercatat dari Merkurius paling awal dimulai dari zaman orang
Sumeria pada milenium ke tiga sebelum masehi. Bangsa Romawi menamakan
planet ini dengan nama salah satu dari dewa mereka, Merkurius (dikenal
juga sebagai Hermes pada mitologi Yunani dan Nabu pada mitologi
Babilonia). Lambang astronomis untuk merkurius adalah abstraksi dari
kepala Merkurius sang dewa dengan topi bersayap diatas caduceus. Orang
Yunani pada zaman Hesiod menamai Merkurius Stilbon dan Hermaon karena
sebelum abad ke lima sebelum masehi mereka mengira bahwa Merkurius itu
adalah dua benda antariksa yang berbeda, yang satu hanya tampak pada
saat matahari terbit dan yang satunya lagi hanya tampak pada saat
matahari terbenam. Di India, Merkurius dinamai Budha (बुध), anak dari
Candra sang bulan. Di budaya Tiongkok, Korea, Jepang dan Vietnam,
Merkurius dinamakan "bintang air". Orang-orang Ibrani menamakannya
Kokhav Hamah (כוכב חמה), "bintang dari yang panas" ("yang panas"
maksudnya matahari). Diameter Merkurius 40% lebih kecil daripada Bumi
(4879,4 km), dan 40% lebih besar daripada Bulan. Ukurannya juga lebih
kecil (walaupun lebih padat) daripada bulan Jupiter, Ganymede dan bulan
Saturnus, Titan.
B. Planet Venus

Venus merupakan planet yang letaknya paling dekat ke bumi, yaitu sekitar
42 juta km, sehingga dapat terlihat jelas dari bumi sebagai suatu
noktah kecil yang sangat terang dan berkilauan menyerupai bintang pada
pagi atau senja hari. Venus sering disebut sebagai bintang kejora pada
saat Planet Venus berada pada posisi elongasi barat dan bintang senja
pada waktu elongasi timur. Kecemerlangan planet Venus disebabkan pula
oleh adanya atmosfer berupa awan putih yang menyelubunginya dan
berfungsi memantulkan cahaya matahari.
Jarak rata-rata Venus ke matahari sekitar 108 juta km, diselubungi
atmosfer yang sangat tebal terdiri atas gas karbondioksida dan sulfat,
sehingga pada siang hari suhunya dapat mencapai 4770 C, sedangkan pada
malam hari suhunya tetap tinggi karena panas yang diterima tertahan
atmosfer. Diameter planet Venus sekitar 12.140 km, periode rotasinya
sekitar 244 hari dengan arah sesuai jarum jam, dan periode revolusinya
sekitar 225 hari.
Atmosfer Venus mengandung 97% karbondioksida (CO2) dan 3% nitrogen,
sehingga hampir tidak mungkin terdapat kehidupan. Arah rotasi Venus
berlawanan dengan arah rotasi planet-planet lain. Selain itu, jangka
waktu rotasi Venus lebih lama daripada jangka waktu revolusinya dalam
mengelilingi matahari. Kandungan atmosfernya yang pekat dengan CO2
menyebabkan suhu permukaannya sangat tinggi akibat efek rumah kaca.
Atmosfer Venus tebal dan selalu diselubungi oleh awan. Pakar
astrobiologi berspekulasi bahwa pada lapisan awan Venus termobakteri
tertentu masih dapat melangsungkan kehidupan.
C. Planet Bumi (The Earth)

Bumi merupakan planet yang berada pada urutan ketiga dari matahari.
Jarak rata-ratanya ke matahari sekitar 150 juta km, periode revolusinya
sekitar 365,25 hari, dan periode rotasinya sekitar 23 jam 56 menit
dengan arah barat-timur. Planet bumi mempunyai satu satelit alam yang
selalu beredar mengelilingi bumi yaitu Bulan (The Moon). Diameter Bumi
sekitar 12.756 km hampir sama dengan diameter Planet Venus.
Lapisan ozon, setinggi 50 kilometer, berada di lapisan stratosfer dan
mesosfer dan melindungi bumi dari sinar ultraungu. Perbedaan suhu
permukaan bumi adalah antara -70 °C hingga 55 °C bergantung pada iklim
setempat. Sehari dibagi menjadi 24 jam dan setahun di bumi sama dengan
365,2425 hari. Bumi mempunyai massa seberat 59.760 miliar ton, dengan
luas permukaan 510 juta kilometer persegi. Berat jenis Bumi (sekitar
5.500 kilogram per meter kubik) digunakan sebagai unit perbandingan
berat jenis planet yang lain, dengan berat jenis Bumi dipatok sebagai 1.
Kerak bumi lebih tipis di dasar laut yaitu sekitar 5 kilometer. Kerak
bumi terbagi kepada beberapa bagian dan bergerak melalui pergerakan
tektonik lempeng (teori Continental Drift) yang menghasilkan gempa bumi.
Titik tertinggi di permukaan bumi adalah gunung Everest setinggi 8.848
meter dan titik terdalam adalah palung Mariana di samudra Pasifik dengan
kedalaman 10.924 meter. Danau terdalam adalah Danau Baikal dengan
kedalaman 1.637 meter, sedangkan danau terbesar adalah Laut Kaspia
dengan luas 394.299 km2.
D. Planet Mars

Mars merupakan planet luar (eksterior planet) yang paling dekat ke bumi.
Planet ini tampak sangat jelas dari bumi setiap 2 tahun 2 bulan sekali
yaitu pada kedudukan oposisi. Sebab saat itu jaraknya hanya sekitar 56
juta km dari bumi, sehingga merupakan satu-satunya planet yang bagian
permukaannya dapat diamati dari bumi dengan mempergunakan teleskop,
sedangkan planet lain terlalu sulit diamati karena diselubungi oleh gas
berupa awan tebal selain jaraknya yang terlalu jauh.
Di planet Mars, terdapat sebuah fitur unik di daerah Cydonia Mensae.
Fitur ini merupakan sebuah perbukitan yang bila dilihat dari atas nampak
sebagai sebuah wajah manusia. Banyak orang yang menganggapnya sebagai
sebuah bukti dari peradaban yang telah lama musnah di Mars, walaupun di
masa kini, telah terbukti bahwa fitur tersebut hanyalah sebuah
kenampakan alam biasa.
Berdasarkan pengamatan orbit dan pemeriksaan terhadap kumpulan meteorit
Mars, permukaan Mars terdiri dari basalt. Beberapa bukti menunjukkan
bahwa sebagian permukaan Mars memunyai silika yang lebih kaya daripada
basalt biasa, dan mungkin mirip dengan batu-batu andesitik di Bumi;
namun, hasil-hasil pengamatan tersebut juga dapat dijelaskan dengan kaca
silika. Sebagian besar permukaan Mars dilapisi oleh debu besi (III)
oksida yang memberinya kenampakan merah.
Keadaan di Mars paling mirip dengan bumi, sehingga memungkinkan
terdapatnya kehidupan. Karena itu, para astronom lebih banyak
menghabiskan waktu mempelajari Mars daripada planet lain. Jarak
rata-rata ke Matahari sekitar 228 juta km, periode revolusinya sekitar
687 hari, sedangkan periode rotasi sekitar 24 jam 37 menit. Diameter
planet sekitar setengah dari diameter bumi (6.790 km), diselimuti
lapisan atmosfer yang tipis, dengan suhu udara relatif lebih rendah
daripada suhu udara di bumi. Planet Mars mempunyai dua satelit alam,
yakni Phobos dan Deimos.
E. Planet Jupiter

Jupiter merupakan planet terbesar di tata surya, diameter sekitar
142.600 km, terdiri atas materi dengan tingkat kerapatannya rendah,
terutama hidrogen dan helium. Jarak rata-ratanya ke matahari sekitar 778
juta km, berotasi pada sumbunya dengan sangat cepat yakni sekitar 9 jam
50 menit, sedangkan periode revolusinya sekitar 11,9 tahun. Planet
Jupiter mempunyai satelit alam yang jumlahnya paling banyak yaitu
sekitar 13 satelit, di antaranya terdapat beberapa satelit yang
ukurannya besar yaitu Ganimedes, Calisto, Galilea, Io dan Europa.
Yupiter memiliki cincin yang sangat tipis ,berwarna hampir sama dengan
atmosfernya dan sedikit memantulkan cahaya matahari. Cincin Yupiter
terbentuk atas materi yang gelap kemerah-merahan. Materi pembentuknya
bukanlah dari es seperti Saturnus melainkan ialah batuan dan
pecahan-pecahan debu. Setelah diteliti, cincin Yupiter merupakan hasil
dari gagal terbentuknya satelit Yupiter.
F. Planet Saturnus

Saturnus merupakan planet terbesar ke dua setelah Jupiter, diameternya
sekitar 120.200 km, periode rotasinya sekitar 10 jam 14 menit, dan
revolusinya sekitar 29,5 tahun. Planet ini mempunyai tiga cincin tipis
yang arahnya selalu sejajar dengan ekuatornya, yaitu Cincin Luar
(diameter 273.600 km), Cincin Tengah (diameter 152.000 km), dan Cincin
Dalam (diameter 160.000 km). Antara Cincin Dalam dengan permukaan
Saturnus dipisahkan oleh ruang kosong yang berjarak sekitar 11.265 km.
Planet Saturnus mempunyai atmosfer sangat rapat terdiri atas hidrogen,
helium, metana, dan amoniak. Planet Saturnus mempunyai satelit alam
berjumlah sekitar 11 satelit, diantaranya Titan, Rhea, Thetys, dan
Dione.
Saturnus memiliki kerapatan yang rendah karena sebagian besar zat
penyusunnya berupa gas dan cairan. Inti Saturnus diperkirakan terdiri
dari batuan padat dengan atmosfer tersusun atas gas amonia dan metana,
hal ini tidak memungkinkan adanya kehidupan di Saturnus.
Cincin Saturnus sangat unik, terdiri beribu-ribu cincin yang
mengelilingi planet ini. Bahan pembentuk cincin ini masih belum
diketahui. Para ilmuwan berpendapat, cincin itu tidak mungkin terbuat
dari lempengan padat karena akan hancur oleh gaya sentrifugal. Namun,
tidak mungkin juga terbuat dari zat cair karena gaya sentrifugal akan
mengakibatkan timbulnya gelombang. Jadi, sejauh ini, diperkirakan yang
paling mungkin membentuk cincin-cincin itu adalah bongkahan-bongkahan es
meteorit.
Hingga 2006, Saturnus diketahui memiliki 56 buah satelit alami. Tujuh di
antaranya cukup masif untuk dapat runtuh berbentuk bola di bawah gaya
gravitasinya sendiri. Mereka adalah Mimas, Enceladus, Tethys, Dione,
Rhea, Titan (Satelit terbesar dengan ukuran lebih besar dari planet
Merkurius) dan Iapetus.
G. Planet Uranus

Uranus mempunyai diameter 49.000 km hampir empat kali lipat diameter
bumi. Periode revolusinya sekitar 84 tahun, sedangkan rotasinya sekitar
10 jam 49 menit. Berbeda dengan planet lainnya, sumbu rotasi pada planet
ini searah dengan arah datangnya sinar matahari, sehingga kutubnya
seringkali menghadap ke arah matahari. Atmosfernya dipenuhi hidrogen,
helium dan metana. Di luar batas atmosfer, Planet Uranus terdapat lima
satelit alam yang mengelilinginya, yaitu Miranda, Ariel, Umbriel,
Titania, dan Oberon. Jarak rata-rata ke matahari sekitar 2.870 juta km.
Planet inipun merupakan planet raksasa yang sebagian besar massanya
berupa gas dan bercincin, ketebalan cincinnya hanya sekitar 1 meter
terdiri atas partikel-partikel gas yang sangat tipis dan redup.
Uranus komposisinya sama dengan Neptunus dan keduanya mempunyai
komposisi yang berbeda dari raksasa gas yang lebih besar, Jupiter dan
Saturn. Karenanya, para astronom kadang-kadang menempatkannya dalam
kategori yang berbeda, "raksasa es". Atmosfer Uranus, yang sama dengan
Jupiter dan Saturnus karena terutama terdiri dari hidrogen dan helium,
mengandung banyak "es" seperti air, amonia dan metana, bersama dengan
jejak hidrokarbon. Atmosfernya itu adalah atmofer yang terdingin dalam
Tata Surya, dengan suhu terendah 49 K (−224 °C). Atmosfer planet itu
punya struktur awan berlapis-lapis dan kompleks dan dianggap bahwa awan
terendah terdiri atas air dan lapisan awan teratas diperkirakan terdiri
dari metana. Kontras dengan itu, interior Uranus terutama terdiri atas
es dan bebatuan.
H. Planet Neptunus

Neptunus merupakan planet superior dengan diameter 50.200 km, letaknya
paling jauh dari matahari. Jarak rata-rata ke matahari sekitar 4.497
juta km. Periode revolusinya sekitar 164,8 tahun, sedangkan periode
rotasinya sekitar 15 jam 48 menit. Atmosfer Neptunus dipenuhi oleh
hidrogen, helium, metana, dan amoniak yang lebih padat dibandingkan
dengan Jupiter dan Saturnus. Satelit alam yang beredar mengelilingi
Neptunus ada dua, yaitu Triton dan Nereid. Planet Neptunus mempunyai dua
cincin utama dan dua cincin redup di bagian dalam yang mempunyai lebar
sekitar 15 km.Komposisi penyusun planet ini adalah besi dan unsur berat
lainnya. Planet Neptunus memiliki 8 buah satelit, di antaranya Triton,
Proteus, Nereid dan Larissa.
I. Pluto
Planet ini sekarang sudah hilang,atau menghilang dari tata surya kita..
Pengertian dan Proses terjadinya Tata Surya, Matahari, Planet, dan Pelangi
Tata surya
adalah sekelompok benda langit yang terdiri atas matahari sebagai pusat
dan sumber cahaya yang dikelilingi oleh planet-planet beserta
satelit-satelitnya, asteroid (planetoid), komet, dan meteor. Bagaimana
tata surya kita terbentuk di jagat raya ini? Terdapat beberapa teori
atau hipotesis yang menjelaskan pertanyaan tersebut, antara lain
Hipotesis Kabut, Teori Planetesimal, Teori Pasang Surut Bintang, dan
Teori Vorteks.
Teori terbentuknya tata surya:
1. Hipotesis Kabut
Imanuel Kant (1724-1804), berkebangsaan Jerman, membuat suatu hipotesis
tentang terjadinya tata surya. Dikatakan bahwa di jagad raya terdapat
gunpalan kabut yang berputar perlahan-lahan. Bagian tengah kabut itu
lama-kelamaan menjadi gumpalan gas yang kemudian menjadi matahari dan
bagian kabut sekitarnya menjadi planet-planet dan satelitnya.
2. Teori Planetesimal
Thomas C . Chamberlin seorang ahli geologi dan Forest R Moulton seorang ahli astronomi mengemukakan teori yang dikenal dengan teori planetesimal yang berarti planet kecil.
Teori ini menyatakan bahwa matahari telah ada sebagai salah satu dari
bintang. Suatu saat matahari berpapasan dengan sebuah bintang dengan
jarak yang tidak terlalu jauh shingga terjadi peristiwa pasang naik pada
permukaan matahari maupun bintang itu, serta bagian dari massa matahari
tertarik kearah bintang. Pada waktu bintang tersebut menjauh, sebagian
dari massa matahari jatuh kembali ke permukaan mathari dan sebagian lagi
terhambur keluar angkasa disekitar matahari. Hal inilah yang dinamakan
planetesimal yang kemudian menjadi planet-planet yang beredar
mengelilingi orbitnya.
3. Teori Pasang Surut Bintang
Teori pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jeans
pada tahun 1917. Planet dianggap terbentuk karena mendekatnya bintang
lain kepada matahari. Keadaan yang hampir bertabrakan menyebabkan
tertariknya sejumlah besar materi dari matahari dan bintang lain
tersebut oleh gaya pasang surut bersama mereka, yang kemudian
terkondensasi menjadi planet, Namun astronom Harold Jeffreys tahun 1929
membantah bahwa tabrakan yang sedemikian itu hampir tidak mungkin
terjadi. Demikian pula astronom Henry Norris Russell mengemukakan
keberatannya atas hipotesis tersebut.
4. Teori Vorteks
Dikemukakan oleh Karl Von Weiszackermenurut Weiszacker, nebula (kabut)
terdiri atas vorteks-vorteks (pusaran-pusaran) yang merupakan sifat
gerakan gas. Gerakan gas dalam nebula menyebabkan pola sel-sel yang
bergolak (turbulen). Pada batas antar sel turbulen, terjadi tumbukan
antar partikel yang kemudian membesar dan menjadi planet.
Ada banyak hipotesis tentang asal usul tata surya telah dikemukakan para ahli, diantaranya adalah sebagai berikut ini :
1. Hipotesis Nebula
Menurut Hipotesis ini, planet berasal dari kabut pijar yang berputar
membentuk gelang-gelang, berbentuk Gumpalan kemudian membeku menjadi
Planet. Teori ini disampaikan oleh Immanuel Kant dan Piere Simon de
Laplace.

Keterangan :
a) Nebula berasal dari gas dan debu, sebagian besar menjadi Matahari.
b) Terbentuk Matahari dan planet lain yang masih Berpijar.
c) Matahari terbentuk planet-planet bertebaran tak terarah.
d) Matahari berputar pada porosnya, planet-planet terbentuk atmosfernya.
e) Planet terbentuk atmosfer, dibumi telah muncul kehidupan karena sudah ada lapisan atmosfer.
2. Hipotesis Planetisimal
Menurut Thomas C. Chamberlain dan Forest R. Moulton pada
tahun 1900. Matahari dan bintang lainnya pada suatu saat melintas sangat
dekat satu sama lain. Akibatnya, terjadilah semacam pasang dan gas yang
besar disedot dari matahari oleh tarikan gravitasi bintang lain
tersebut.
Karena adanya pasang surut ini maka gas-gas tersebut berputar
mengelilingi matahari lalu mulai mengalami penurunan suhu dan memadat
membentuk partikel-partikel keras dalam ukuran yang berbeda yang disebut
planetasimal (planet kecil). Partikel-partikel yang lebih besar yang
disebut Knot, bertindak sebagai inti untuk pembentukan planet-planet
itu.
Inti tersebut menarik dan bergabung dengan
planet-planetesiamal lainnya yang lebih kecil dan akhirnya menjadi massa
yang lebih besar sehingga membentuk planet-planet yang lebih kecil itu
menjadi planetoida, meteor bahkan satelit-satelit dari planet-planet.
3. Hipotesis Pasang Surut Bintang
Menurut
Hipotesis ini, adanya gaya tarik menarik antara matahari dengan bintang
besar, sehingga pada matahari terbentuk tonjolan seperti serutu. Serutu
itu lepas dan terputus-putus yang membentuk tetesan-tetesan yang
memadat sehingga terbentuk planet. Teori ini dikemukakan oleh James
Jeans. Namun, gas darimanakah yang terlepas sehingga terbentuk
planet????
4. Hipotesis Kondensasi
Hipotesis
kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P.
Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan
bahwa tata surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar
membentuk cakram raksasa.
5. Hipotesis Bintang Kembar
Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001)
pada tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya tata surya kita
berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah
satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil.
6. Hipotesis Big Bang
Terbentuknya alam semesta dan tata surya diawali dari dentuman yang
dahsyat meledak, menyebarlah serpihan debu dan awan hidrogen, hasil
ledakan berupa debu dan awan hidrogen membentuk bintang-bintang.
Matahari merupakan salah satunya.
Akibat adanya gaya gravitasi antarmolekul menyebabkan terjadinya gerakan
memutar, bagian pusat menjadi Matahari, sedangkan gumpalan lainnya
menjadi planet-planet.
Ketika daya pancar sinar matahari semakin besar, selubung gas yang
letaknya lebih dekat dengan matahari tersapu sehingga ukurannya menjadi
lebih kecil dan padat. Planet yang atmosfernya tersapu bersih adalah
merkurius dan venus, sedangkan bumi merupakan planet ketiga yang
berjarak ideal.
Teori ini yang paling dianggap benar !.
Matahari adalah
bintang yang jaraknya paling dekat dengan bumi baik pada gugusan
galaksi bima sakti maupun pada galaksi andromeda. Matahari adalah sebuah
bintang karena matahari memancarkan cahaya yang dihasilkan sendiri.
Matahari dapat memancarkan cahaya dan panas yang amat sangat besar
energinya karena dihasilkan dari reaksi fusi nuklir penggabungan inti
atom hidrogen.
A. Jarak Matahari Ke Bumi
Matahari adalah bintang yang tampak paling besar dibandingkan
bintang-bintang lain yang bertaburan di angkasa luar karena jaraknya
yang sangat dekat, yaitu sekitar 150 juta km. 150 juta kilo meter
disebut juga sebagai satuan astronomi.
Jarak
kedudukan terdekat matahari ke bumi jaraknya adalah 147 juta km disebut
Perihelium (1 januari). Sedangkat jarang paling jauh matahari ke bumi
yakni kurang lebh sekitar 152 juta km disebut Aphelium (1 juli). Tentu
saja saat ini belum ada orang yang menghitung secara langsung jarak
matahari ke bumi karena sangat panas dan silau.
B. Suhu Matahari
Panas
matahari pada permukaannya adalah kurang lebih 6 ribu derajat selsius.
Sedangkan pada inti matahari temperatur mencapai 150 juta derajat
celcius. Dari waktu ke waktu suhu matahari akan diperkirakan semakin
dingin dan akhirnya mati bersama planet-planet lain termasuk bumi.
C. Penyusun Matahari
- Hidrogen : 70%
- Helium : 25%
- Unsur lainnya : 5%
D. Konstanta Dan Energi Matahari
Banyaknya
kalor yang diterima oleh setiap 1 cm persegi pada bagian atas atmosfir
matahari permenit adalah 2 kalori per menit per cm persegi. Energi
matahari terjadi karena adanya fusi atau penggabungan inti hidrogen
membentuk inti helium serta 2 positron dan energi 24,7 MeV.
E. Bagian-Bagian Susunan Matahari
- Fotosfer adalah Bagian lapisan permukaan yang memancarkan cahaya yang kuat dan menyilaukan.
- Kormosfer adalah Lapisan gas yang sangat tebal.
- Korona adalah Lapisan atmosfer terluar matahari.
Susunan Lapisan Matahari:
Lapisan Inti Matahari
Inti matahari
adalah tempat berlangsungnya reaksi
fusi hidrogen menjadi inti helium dan menghasilkan reaksi yang sngat
besar. Suhu inti matahari mencapai 15 juta kelvin.
Lapisan Fotosfera pada Matahari
Lapisan Fotosfera
adalah bagian permukaan matahari yang dapat kalian lihat sehari-hari, atau disebut juga lapisan cahaya. Suhu di bagian dalam fotosfera kira-kira 6000 kelvin.
Lapisan Kromosfera pada Matahari
Lapisan kromosfera
dapat terlihat saat terjadi gerhana matahari. Kromosfera tersusun dr lapisan hidrogen. Suhu lapisan kromosfera di dekat korona mencapai 10.000 kelvin, sedangkan di lapisan luarnya kurang lebih 4000 kelvin
Lapisan Korona pada Matahari
Lapisan Korona
ini dapat dilihat pada saat terjadi gerhana matahari berupa lingkaran putih yang mengelilingi matahari. Lapisan korona
mengandung gas yang sangat tipis bersuhu 1 juta kelvin. Korona berwarna
abuabu akibat tumbukan ion-ion pada suhu yang sangat tinggi.
Beberapa Susunan Lapisan Matahari
Read more: Pengertian dan Arti Matahari Beserta Susunan Lapisan Matahari | Smart Click
Planet
Planet diambil dari kata dalam bahasa Yunani Asteres Planetai yang artinya Bintang Pengelana. Dinamakan demikian karena berbeda dengan bintang biasa, Planet dari waktu ke waktu terlihat berkelana
(berpindah-pindah) dari rasi bintang yang satu ke rasi bintang yang
lain. Perpindahan ini (pada masa sekarang) dapat dipahami karena planet
beredar mengelilingi matahari. Namun pada zaman Yunani Kuno yang belum mengenal konsep heliosentris, planet dianggap sebagai representasi dewa di langit. Pada saat itu yang dimaksud dengan planet adalah tujuh benda langit: Matahari, Bulan, Merkurius, Venus, Mars, Jupiter dan Saturnus. Astronomi modern menghapus Matahari dan Bulan
dari daftar karena tidak sesuai definisi yang berlaku sekarang.
Sebelumnya, planet-planet anggota tata surya ada 9, yaitu Merkurius,
Venus, Bumi, Mars, Jupiter/Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan
Pluto. Namun, tanggal 26 Agustus 2006, para ilmuwan sepakat untuk
mengeluarkan Pluto dari daftar planet sehingga jumlah planet di tata
surya menjadi hanya 8.
PLANET adalah benda langit yang memiliki ciri-ciri berikut:
- mengorbit mengelilingi bintang atau sisa-sisa bintang;
- mempunyai massa yang cukup untuk memiliki gravitasi tersendiri agar dapat mengatasi tekanan rigid body sehingga benda angkasa tersebut mempunyai bentuk kesetimbangan hidrostatik (bentuk hampir bulat);
- tidak terlalu besar hingga dapat menyebabkan fusi termonuklir terhadap deuterium di intinya; dan,
- telah "membersihkan lingkungan" (clearing the neighborhood; mengosongkan orbit agar tidak ditempati benda-benda angkasa berukuran cukup besar lainnya selain satelitnya sendiri) di daerah sekitar orbitnya
- Berdiameter lebih dari 800 km
Asumsi awal tentang fakta unik model
pembentukan tata surya berpendapat bahwa Matahari berkumpul
bersama-sama keluar dari awan gas dan debu, sisa-sisanya ada di sebuah
tempat yang luas yang berputar di sekitar bintang yang baru lahir dan
diratakan secara bertahap. Namun anggapan ini ternyata membawa dua kubu
yang “berseteru” mempertahankan pendapat tentang asal usul planet.
Pada tahun-tahun awal tata surya kita, butir debu bertabrakan dan
bersatu, dan benih-benih asteroid, komet dan planet-planet terbentuk.
Gravitasi dari beberapa protoplanets lebih jauh menarik gas, dan gas
raksasa lainnya yang mengembang. Planet raksasa ini menyapu bersih
banyak debu. Sebagian besar dari sisa reruntuhan berputar dan ditelan
oleh Matahari atau keluar dari tata surya.
Pelangi adalah fenomena alam indah yang sering dilihat manusia.
Pelangi
merupakan suatu busur spektrum besar yang terjadi karena pembiasan
cahaya matahari oleh butir-butir air. Pelangi atau bianglala adalah
gejala optik dan meteorologi berupa cahaya beraneka warna saling sejajar
yang tampak di langit atau medium lainnya. Di langit, pelangi tampak
sebagai busur cahaya dengan ujungnya mengarah pada horizon pada suatu
saat hujan ringan. Pelangi juga dapat dilihat di sekitar air terjun yang
deras.

Biasanya
fenomena ini terjadi ketika udara sangat panas tetapi hujan turun
rintik-rintik. Kita dapat melihat jelas fenomena ini, jika kita berdiri
membelakangi cahaya matahari. Pelangi dapat pula terbentuk karena udara
berkabut atau berembun.
Dalam ilmu fisika, pelangi dapat dijelaskan sebagai sebuah peristiwa
pembiasan alam. Pembiasan merupakan proses diuraikannya satu warna
tertentu menjadi beberapa warna lainnya (disebut juga spektrum warna),
melalui suatu media/ medium tertentu pula. Pada pelangi, proses
berurainya warna terjadi ketika cahaya matahari yang berwarna putih
terurai menjadi spektrum warna melalui media air hujan. Adapun spektrum
warna yang terjadi terdiri atas warna merah, jingga, kuning, hijau,
biru, nila, dan ungu.
Fenomena
pelangi yang paling menakjubkan akan terjadi apabila udara sedikit
mendung dan terjadi hujan rintik-rintik. Saat berdiri membelakangi
cahaya matahari, kita akan mengamati pelangi dengan latar belakang awan
mendung, warna-warnanya akan tampak jelas dan tegas.
Fenomena
pelangi dapat pula terjadi di sekitar air terjun. Percikan air di
sekitar air terjun menjadi media untuk menguraikan warna dari cahaya
matahari yang bersinar. Beberapa kebudayaan di dunia menyebutkan
fenomena pelangi sebagai mitos-mitos tertentu. Di Yunani dikenal mitos
bahwa pelangi merupakan jalan dari dunia menuju surga yang dilalui oleh
Dewa Pembawa Pesan, Dewa Iris.
Proses Terjadinya Pelangi
Cahaya
matahari adalah cahaya polikromatik (terdiri dari banyak warna). Warna
putih cahaya matahari sebenarnya adalah gabungan dari berbagai cahaya
dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Mata manusia sanggup
mencerap paling tidak tujuh warna yang dikandung cahaya matahari, yang
akan terlihat pada pelangi: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila,
dan ungu.
Panjang
gelombang cahaya ini membentuk pita garis-garis paralel, tiap warna
bernuansa dengan warna di sebelahnya. Pita ini disebut spektrum. Di
dalam spektrum, garis merah selalu berada pada salah satu sisi dan biru
serta ungu di sisi lain, dan ini ditentukan oleh perbedaan panjang
gelombang.
Pelangi
tidak lain adalah busur spektrum besar yang terjadi karena pembiasan
cahaya matahari oleh butir-butir air. Ketika cahaya matahari melewati
butiran air, ia membias seperti ketika melalui prisma kaca. Jadi di
dalam tetesan air, kita sudah mendapatkan warna yang berbeda memanjang
dari satu sisi ke sisi tetesan air lainnya. Beberapa dari cahaya
berwarna ini kemudian dipantulkan dari sisi yang jauh pada tetesan air,
kembali dan keluar lagi dari tetesan air. Cahaya keluar kembali dari
tetesan air ke arah yang berbeda, tergantung pada warnanya. Warna-warna
pada pelangi ini tersusun dengan merah di paling atas dan ungu di paling
bawah pelangi.
Pelangi
hanya dapat dilihat saat hujan bersamaan dengan matahari bersinar, tapi
dari sisi yang berlawanan dengan si pengamat. Posisi si pengamat harus
berada di antara matahari dan tetesan air dengan matahari dibekalang
orang tersebut. Matahari, mata si pengamat dan pusat busur pelangi harus
berada dalam satu garis lurus
Jenis-jenis Pelangi
Pelangi
mempunyai bermacam jenis. Tentunya setiap jenis menampakkan gejala alam
yang berlainan. Berikut ini adalah jenis-jenis pelangi.
- Sedangkan
fenomena pelangi yang dipantulkan terjadi ketika cahaya matahari
dipantulkan menjauhi permukaan air, sebelum mencapai titik-titik air
hujan. Biasanya pelangi ini terjadi pada permukaan air yang cukup luas
dan tenang, serta dekat dengan curahan titik-titik air hujan.
- Circumhorizontal
arc. Pelangi yang Membentuk Lengkungan melingkar horizontal
(Circumhorizontal arc) Jenis pelangi yang membentuk lengkungan melingkar
horizontal di awan sebetulnya merupakan gejala mengkristalnya butiran
es. Jadi, jenis pelangi tersebut bahkan bukan merupakan fenomena
pelangi. Fenomena alam yang menyerupai pelangi tersebut dinamakan dengan
halo.
- Pelangi
di Titan (Rainbows on Titan) Planet Saturnus mempunyai satelit yang
berukuran paling besar dinamakan dengan Titan. Karena Titan memiliki
permukaan yang basah dan lembap, fenomena pelangi dapat terjadi di
permukaan satelit Saturnus ini
- Pelangi
di Matahari Halo matahari adalah lingkaran pelangi yang mengelilingi
Matahari. Halo juga bisa terjadi di sekitar Bulan pada malam hari
(gerhana bulan parsial). Fenomena halo ini disebabkan pembiasan cahaya
Matahari oleh uap air di atmosfer sehingga terlihat seperti pelangi.
Lengkungan pelangi sering terlihat di bagian bawah cakrawala karena
partikel uap air yang membelokkan cahaya Matahari berkumpul di bagian
bawah atmosfer. Di sisi lain, pada pagi atau sore hari Matahari pun
masih berada pada sudut yang rendah. Pada posisi yang miring ini,
kemampuan partikel air membiaskan cahaya lebih besar, sehingga
warna-warna yang muncul juga lebih lengkap. Pada siang hari, saat
Matahari pada posisi tegak lurus terhadap Bumi, kemampuan pembelokan
cahaya menjadi rendah sehingga warna yang terlihat sangat terbatas.
Warnanya terlihat gelap karena pandangan ke arah Matahari juga terhalang
debu. Kalau pada pagi hari, saat udara masih bersih, yang tampak adalah
warna kemerahan. Tidak mengherankan bila fenomena halo ini juga hanya
terlihat pada siang hari, sekitar pukul 12.00-1300. Selain itu, sama
seperti pelangi, fenomena halo juga hanya bisa disaksikan pada musim
hujan. Setelah musim hujan berakhir, biasanya tak ada lagi halo maupun
pelangi. Soalnya, di atmosfer sudah tidak ada lagi uap air.
Dampak negatif dan positif terjadinya fenomena alam
Dampak negatif :
Banyak
korban entah itu meninggal dunia, hilang, atau luka-luka dari kejadian
fenomena alam ya seperti Gempa Bumi, Tsunami, Angin Tornado, Banjir,
Tanah Longsor dll. Selain itu tempat tinggal atau sarana sehari-hari pun
hancur atau rusak akibat dari terjadinya bencana atau fenomena alam
tersebut.
Menurut saya tidak ada dampak positif dari
fenomena alam. Karena semua kejadian-kejadian alam semua merugikan
semua manusia. Kejadian tersebut terjadi mungkin karena alam ini sudah
mulai tua. Contohnya saja letusan Gunung berapi yang sudah mulai aktif
kembali, seperti gunung merapi yang berada di Yogyakarta, letusan
tersebut banyak menelan korban jiwa, beberapa desa rumahya terendam oleh
krikil-krikil atau abu dari letusan gunung tersebut.
Efek negatif dari Badai Matahari
· Mengganggu satelitMengganggu komunikasi radio
· Memutuskan komunikasi radio
· Merusak beberapa satelit
Begitulah Kurang lebih Sistem Planet Di Tata Surya,
semoga bermanfaat bagi kita semua.
Cukup sekian dan terimakasih